Selasa, 10 Agustus 2010

Perubahan

Di usia gue yang hampir lima belas, gue juga menyadari bahwa gue berubah, secara fisik maupun mental. Perubahan fisik adalah perubahan yang paling bisa diprediksi. Seperti anak-anak cewek lainnya, gue mulai menstruasi. Menarche gue pun di usia yang menurut gue cukup pas: sebelas tahun. Hampir dua belas malah. Dan gue pun sebenernya seneng karena pas masuk SMP, pas masih kelas tujuh, ada banyak juga anak cewek yang lagi dapet. Ini membuat gue lebih pede dengan kedewasaan gue, bahwa ternyata ngga cuma gue yang udah dapet.

Perubahan mental adalah sesuatu yang susah diprediksi. Di saat kelas tujuh, gue lumayan labil. Gue berubah. Ada sifat-sifat buruk yang akhirnya gue miliki. Dan gue tidak bangga dengan itu. Gue bermasalah dengan kakak kelas. Gue bermasalah dengan teman-teman gue sendiri. Dan itulah awal proses pencarian jati diri gue.

Di kelas tujuh, gue mulai gebet-menggebet. Buat temen-temen deket gue, mereka tau siapa yang gue gebet dulu. Gebetan serius pertama gue adalah seorang kakak kelas. Oke, gue jadi curcol. Tapi yaudahlah. Toh ini di blog, wajar kalo gue mencurahkan isi hati gue. Si kakak kelas ini, menurut gue, sangat ganteng dan sangat.... keren. Dan jujur saja, selama suka dengan dia, gue punya imajinasi-imajinasi yang bersifat sangat anak sekolahan. Kayak tiba-tiba kita kenalan entah gimana ceritanya, terus jadi deket, terus jadian, terus akhirnya gue dikenal sama kakak kelas lain sebagai "pacarnya si cowok ganteng yang populer". Ya, itulah fantasi gue. Sangat anak sekolahan.

Jujur aja, selama gue suka dengan dia, gue jadi termotivasi melakukan banyak hal. Mungkin nilai pelajaran gue tidak sebagus teman-teman gue. Mungkin penampilan fisik gue yang sangat Cina tidak akan menarik perhatian dia. Tetapi dia membuat gue pengen melakukan sesuatu selama di SMP. Dia membuat gue bersemangat ke sekolah, dan dia membuat gue bersemangat mengikuti LDKS, Orientasi, lalu akhirnya gue terpilih jadi calon pengurus OSIS. Dia membuat gue termotivasi mendapatkan jabatan yang sebenernya memang sudah gue inginkan sejak dulu: sekretaris umum. Dan meskipun akhirnya gue tidak mendapatkan jabatan itu, gue senang bahwa gue pernah mencoba mendapatkannya. Dan sampai saat ini, gue bersyukur atas semua itu.

Tidak ada komentar: